Pentingnya Menejemen Waktu Emak Online Shop

Salah satu visi hidup saya adalah "merumahkan semua ibu" supaya bisa berada dekat dengan anak-anaknya.

Ada sebagian yang mencemooh, alhamdulillah ada juga yang mengamini impian saya itu. Bukan tanpa alasan saya memiliki cita-cita itu. Semua berasal dari kehidupan pribadi saya sendiri.

Ibu saya seorang wanita tangguh dengan berbekal pendidikan SMEA. Ayah saya tidak lulus kuliah, jadi bisa dibilang hanya lulusan SMA. Kedua orangtua saya tidak pernah menikmati posisi sebagai karyawan, keduanya berjibaku memenuhi kehidupan kami 5 bersaudara dengan jalan berdagang.

Dulu ayah saya seorang makelar tanah. Sangat berbeda kondisinya dengan saat ini yang begitu banyak pilihan rumah dan banyak calon pembeli. Pada jamannya, bisa closing penjualan tanah 1 kali dalam setahun itu sudah bagus banget. Ayah saya juga pernah berprofesi sebagai supir angkot. Ah ini masa yang membahagiaan kala itu. Ketika sore pulang, ayah membawa banyak uang lembaran merah Rp.100,- dan koin-koin, kemudian di tabur di ruang tengah. Kami anak-anaknya sibuk membantu membereskan uang-uang lecek tersebut dengan mata berbinar.

Ibu saya pernah menjadi penjahit, tukang kredit berbagai barang, jualan kue, jualan baju bekas dan memiliki rumah makan kecil. Awalnya semua berjalan baik-baik saja ketika tempat tinggal masih bersatu dengan warung. Saat itu kami menempati sebagian rumah milik Nenek.

Hingga suatu hari ayah berhasil mendapat komisi dari menjual tanah. Alhamdulillah uangnya bisa untuk beli rumah walaupun harus masuk gang. Bahagia punya rumah sendiri. Tapi ternyata tak berlangsung lama.

Karena rumah dan warung terpisah, maka ibu saya yang ngewarung terrasa seperti kerja kantoran, tapi jam kerjanya lebih dari itu. Sebelum subuh ibu sudah berangkat ke pasar, jam 9 malam baru tutup warung dan sampe rumah jam 10 malam. 7 hari dalam seminggu :( Inilah awal kesedihan saya sebagai seorang anak yang beranjak remaja.

Disaat pulang sekolah, hanya ada pembantu di rumah. Mau curhat masalah ke orang tua, ya gak ada. Ingin menceritakan pencapaian yang saya raih, tak ada orang tua di sisi saya. Dari sini saya dendam.. (dendam dalam hal yang baik ya ^_^ ) Saya bertekad ketika saya menjadi seorang ibu kelak, saya harus selalu ada untuk mereka. Saya gak mau mereka merasakan hampanya jiwa remaja yang kesepian di rumah. Untungnya saat itu saya cupu, pemalu, gak punya banyak teman, coba bayangkan jika saya punya banyak teman yang "nakal" pasti saya sudah terjerumus.

Ini bukan soal kerja kantoran atau berbisnis. Kalopun Mak sekarang berbisnis tapi super sibuk yang akhirnya gak bisa punya banyak waktu untuk anak, ya sama aja toh. Kita ngebangun bisnis online, dengan tujuan supaya bisnisnya bisa dikerjain di rumah, waktunya fleksibel, kapanpun anak butuh, kita tinggal tutup laptop.

Makanya saya cerewet banget untuk komporin Mak rekrut karyawan. Keburu anak-anak gede, bisnis belum juga tersistem. Siapa bilang repot itu hanya saat anak kecil? Justru makin besar, usia remaja, kita kudu hadir dalam kehidupan mereka. Hadir itu bukan berarti hanya fisiknya yang ada, tapi hati, pikiran perhatian, sentuhannya juga harus ada.

Saya bangun jam 3 subuh untuk kerja, bikin artikel, transfer-transfer, bikin konsep dan perencanaan kerja untuk tim. Subuh bangunin anak, ini udah gak bisa kerja lagi.

Nanti bisa kerja lagi kalo Zhafran sudah berangkat sekolah dan Nazia belum mau bangun. Lumayan ada waktu ngurus ini itu.
8.30 suami sudah balik dari nganter Zhfran. Waktunya suami nemenin Naziya, saya briefing karyawan 30-60 menit. Untungnya kantor RAZHA dan SBO masih ada di rumah, jadi hemat waktu.

Kembali ke rumah nemenin Naziya main. Suami gantian pegang laptop. Saya lanjut bersama Naziya sampe persiapan makan siang. Selesai makan siang ngelonin tidur. Semoga gak ikut ketiduran hihihiii.. terkadang sih ikut bablas :p

Saat Naziya tidur dan Zhafran belum pulang, saya manfaatkan pegang laptop lagi sampe jam 2.30 Zhafran tiba di rumah.

Jam 4.30 saya balik ke kantor untuk ngintip kerjaan karyawan dan terkadang sampe nemenin mereka pulang hingga ke gerbang.

Sudah gak boleh lagi pegang gadget nih sampe anak-anak tidur. Kalo mereka tidur dan saya masih bertenaga, ada 2 pilihan... pacaran sama suami atau kerja. Kalo kerjaannya lagi penting banget, saya ijin ke suami kerja sebentar. Kalo gak penting banget mending pacaran aja, pahalanya juga banyak kok pijetin suami hihihiii...

Orderan sudah banyak ? Bingung nangani orderan ? Katanya pengen bisa menejemen waktu ? Kalau masih manual jualanya bagaimana bisa menejemen waktu !

Coba baca : Jualan Online Tapi Belum Punya Website ?

Baru bisa kerja lagi jam 3 subuh nanti.

Seperti itu Mak rutinitas Emak Rempong yang satu ini. Coba hitung.. paling totalnya hanya beberapa jam kerja kan. Tapi hasilnya bisa banyak alhamdulillah izin Allah. Makanya buat Mak yang belum punya tim, buruan bangun timnya dan buat sistem ya sayang. Supaya cita-cita kita punya banyak penghasilan dan juga punya waktu untuk keluarga bisa terwujud.

Yang lain sibuk kerja, kami sibuk baca buku dari Familia Kreativa 😍 karya Teh Devi Azhar seru banget. Dalam 1 buku tapi aktivitasnya macem-macem. Kalo jaman dulu buku ya untuk dibaca, tapi kalo ini untuk kegiatan main 1 hari penuh juga bisa. Recommended!

Semoga Allah mampukan Mak membangun bisnis yang tersistem, hasilnya banyak, hutang lunas, bisa punya rumah tunai, berangkat haji sekeluarga besar, sedekah milyaran aamiin...

Salam SUKSES OnlineShop Indonesia
Muri Handayani
"Emak-emak Jago Jualan"
"Resep Ampuh Membangun Sistem BIsnis Online"
"SBO (Sekolah Bisnis Online)" “Gaptek Hilang, Rejeki Datang”
Admin Blog
Admin Blog

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

No comments:

Post a Comment